Yang
terhormat pengasuh, mohon penjelasannya tentang tokoh Thalut (berdasarkan
riwayat nabi Daud AS) saya mau memberi nama anak(yang akan lahir sebentar lagi)
sesuai tokoh tersebut apakah baik menurut islam ? Assalamu' alaikum wr wb...
Yang terhormat pengasuh, mohon penjelasannya tentang tokoh Thalut (berdasarkan
riwayat nabi Daud AS) saya mau memberi nama anak(yang akan lahir sebentar lagi)
sesuai tokoh tersebut apakah baik menurut islam ? Terimakasih atas
penjelasannya. Wassalamu' alaikum wr wb Helmi [Jawab] Assalamu' alaikum wr
wb... Langsung saja, Thalut adalah nama dari raja Bani Israel pada era nabi
Daud. Beliau menjadi raja ketika Nabi Daud as menjadi komandan perang. Cerita
singkatnya sebagai berikut : Ketika Bani Israil terombang-ambing oleh kekosongan
pemimpin pasca Nabi Musa as, beberapa orang di antara mereka berkata kepada
pemimpin agama mereka --yang termasuk nabi, tetapi bukan rasul-- agar
mengangkat seorang raja/pemimpin. Mereka berkata, "Angkatlah untuk kami
seorang raja supaya kami berperang (dibawah pimpinannya) di jalan
Allah".Lalu, nabi itu menjawab "Mungkin sekali jika kamu nanti
diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Maksudnya, sudah
kebiasaan Bangsa Israel ketika diperintahkan berperang tetapi mereka tidak berani,
namun ketika tidak ada pemimpin mereka meminta untuk berperang. Mereka
menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal
sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Mereka meyakinkan
bahwa mereka mau berperang, karena mereka telah diusir dan anak-anak mereka
ditawan. Namun, tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling,
kecuali beberapa saja di antara mereka, dan tidak mau. Nabi mereka tadi berkata
kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu."
Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih
berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya
Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang
perkasa." Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya
tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut [peti tempat menyimpan
Taurat yang membawa ketenangan bagi mereka] kepadamu, di dalamnya terdapat
ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga
Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. Mereka pun akhirnya menerima Thalut
sbg raja. Maka tatkala Thalut berangkat membawa tentaranya, ia berkata:
"Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di
antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada
meminumnya, kecuali meneguk secakup tangan, maka dia adalah pengikutku."
Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka
tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi
sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan
kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." (Jalut adalah
musuh) Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
Tatkala Jalut dan tentaranya telah berhadapan dg mereka (Thalut), merekapun
(Thalut dan tentaranya) berdo'a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran
atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap
orang-orang kafir." Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut
dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian
Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah [yang dimaksud ialah
kenabian dan Kitab Zabur] (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan
kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan)
sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini.
Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. Demikian
kisah Thalut dan Daud, seperti dalam al-Qur'an, surat al-Baqarah ayat 246 -
251. Bagus sekali jika anda menamakan putra anda dengan nama Thalut, karena
Thalut adalah raja Bani Israel yang dipilih oleh Allah swt. Demikian, semoga
membantu. Wassalam, M. Luthfi Thomafi
Pengajaran:
- Mengasaskan segala amalan di atas keikhlasan dan ketaqwaan yang tinggi sebagai tapak yang kukuh mempertahankan Istiqamah dalam perjuangan.
- Sentiasa berusaha untuk meningkat iman dengan mencari wasilah-wasilah yang menuju kepadanya.
- Berwaspada dengan lubang masuk syaitan ke dalam diri manusia seperti harta, nafsu, malas, ego serta sukakan kemasyhuran dan penonjolan.
- Berdisiplin, bersungguh-sungguh, serius dan bersikap positif dalam melaksanakan tugasan.
- Niat mencari ganjaran dan keredhaan dari Allah sentiasa hadir dalam setiap langkah perjuangan.
- Memperbayakkan doa dan munajat sebagai lambang pergantungan yang tinggi kepada kuasa Allah swt.
- Mengambil kisah al quran sebagai penghibur dan pemangkin semangat juang.
JALUT
DAN THALUT
Dlm
kisah zaman dulu, sering terjadi suatu kaum yg tertimpa masalah besar. Pada
akhirnya masalah tersebut hanya dapat diselesaikan di bawah seorang pimpinan
yang bertaraf Nabi, Rasul atau pemimpin yg ditunjuk oleh Nabi atau Rasul. Nabi
atau Rasul jelas ditunjuk oleh wahyu melalui malaikat Jibril, sedangkan jika
pemimpin tersebut ditunjuk oleh Nabi/Rasul, pada hakekatnya Nabi/Rasul tersebut
mendapat wahyu dari Allah untuk menunjuk pemimpin tersebut.....
Dari
fakta sejarah tersebut nampak bahwa pemimpin kebenaran ditetapkan oleh wahyu
dari Allah, bukan hasil pemilihan rakyatnya. Malah yang lebih sering terjadi
adalah kebanyakan rakyat tidak memilih pemimpin tersebut, rakyat malah lebih
cenderung menolak pemimpin tersebut.....
Kisah
Nabi Samuel menunjuk pemimpin......
Sebagai
rujukan, ada sebuah sebuah kisah dalam Al Quran yg menceritakan tentang hal
ini. Diceritakan dalam Al Baqarah 246 : “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka
pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, iaitu ketika mereka berkata kepada Nabi mereka:
“Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang dibawah pimpinannya di
jalan ALLAH”. Nabi mereka (Nabi Samuel) menjawab, “mungkin sekali jika kamu
nanti diwajibkan berperang kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab :
“Mengapa kami tidak mahu berperang padahal kami sesungguhnya telah diusir dari
kampung halaman kami dan anak anak kami”. Maka Tatkala perang itu diwajibkan
atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja diantara mereka.
Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang orang yang zalim“.....
Ayat
ini menceritakan keadaan Bani Israil setelah zaman Nabi Musa, ketika mereka
dijajah oleh sebuah bangsa yang sangat perkasa, yg dipimpin oleh seorang raja
yg sangat perkasa & berbadan tinggi besar, yg bernama Jalut (Goliath). Bani
Israil tidak berdaya melawan bangsa tersebut, mereka terusir dari tanah mereka,
dan mereka pun akhirnya mendatangi Nabi mereka, iaitu Nabi Samuel, untuk berdoa
kepada Tuhan agar diturunkan seorang pemimpin, (Satrio Piningit versi Bani
Israel). Ini adalah karakteristik umum manusia, mereka baru ingat kepada Tuhan
ketika keadaan mereka sudah sangat terdesak. Inilah juga sebab mengapa istilah
Satrio Piningit selalu popular ketika suatu bangsa dlm keadaan kesulitan luar
biasa.....
Walhasil,
Nabi Samuel pun berdoa kepada Tuhan. Doa ini dikabulkan, dan Tuhan wahyukan
bahwa pemimpin itu, Satrio Piningit itu, adalah Thalut, Seorang lelaki
sederhana dari desa, berbadan kekar dan tegap, yang berkerja sebagai petani.
Pendeknya, dia adalah orang biasa.....
Thalut
ditolak para pemuka....
Kemudian
apa yang ditakutkan Nabi Samuel di ayat diatas menjadi kenyataan. Pemuka-pemuka
bani Israil menolaknya. Mereka berkata “mana mungkin seorang petani biasa
menjadi pemimpin bagi kami yg bangsawan & berpendidikan tinggi dan genius ini“.
Thalut ditolak karna dia dianggap orang biasa. Padahal Tuhan sudah
menunjuknya.....
Thalut
tetap berjuang....
Walaupun
golongan atas menolak kedatangan Thalut, masih bnyk juga golongan bawahan yang
menaruh harapan padanya. Pada mulanya, pengikut Thalut, (sang Satrio Piningit)
ini ada 80,000 orang. Tetapi Tuhan tidak membiarkan Jamaah orang pilihannya
tanpa ujian. Sedikit demi sedikit pengikut Jamaah Thalut ditapis, di saring, di
uji dengan berbagai ujian. Salah satu ujian yang terkenal adalah ketika mereka
hendak berjalan menuju ..medan.. peperangan, melewati ....padang.... pasir,
sampailah mereka di sebuah sungai. Thalut berkata, “hendaklah kamu tidak minum
dari sungai itu kecuali seteguk saja“. Tetapi banyak anggota jamaah Satrio
Piningit ini yang melanggarnya, mereka bahkan mandi-manda di sana, bahkan ada
yang merencanakan untuk tinggal dan berkebun di sana, instead of ikut dengan
Thalut dan berperang. “Sudahlah, kita tinggal saja di sini. Di sini nikmat,
kita bisa bercocok tanam, sedangkan kalau kita ikut Thalut, belum tentu kita
menang melawan Goliath yang raksasa itu”. Maka tertapislah Anggota Jamaah ini
tinggal 313 orang saja. Persis seperti jumlah tentera Badar.....
Thalut
dan jemaahnya di ....medan.... perang....
Sampailah
mereka ke ....medan.... perang. & di medan perang itu, 313 tentera Tuhan
yang berbaris dibelakang pemimpin yang ditunjukNYA, harus berhadapan dengan
200,000 (ya.. dua ratus ribu) tentera pimpinan Goliath.....
Manusia
normal pasti sudah lari ketakutan pada saat itu. Karna mereka adalah orang yang
sudah teruji, mereka tidak lari, hanya takut saja. Dan ditengah ketakutan
mereka itulah, mereka merintih kepada TUHAN, pergantungan mereka kepada TUHAN
luar biasa, karna takde sesuatupun selain TUHAN yang bisa menolong pada
saat-saat seperti ini. Dan Tuhan menunaikan janjinya dalam Al Maidah 55 – 56:
“Sesungguhnya pemimpin kamu itu ALLAH dan RASUL, dan ORANG ORANG MUKMIN yang
mendirikan sembahyang dan yang membayar zakat. Mereka itu patuh dan rukuk.
Barangsiapa menjadikan ALLAH sebagai pemimpinnya, Rasul sebagai pemimpinnya,
dan Orang Mukmin sebagai pemimpinnya, itulah dia PARTAI ALLAH. Sesungguhnya
PARTAI ALLAH itu pasti mendapat kemenangan.“....
Daud
mengalahkan Jalut (Goliath)....
Pada
saat itu Goliath berdiri di depan tenteranya, serta menantang-nantang, siapa
diantara tentera Thalut yang berani menentangnya duel satu lawan satu. Sombong
dan angkuhnya dia. Maka diatas Tapak Jamaah yang sudah dibangun oleh Satrio
Piningit ini, Tuhan turunkan RATU ADIL. Muncullah seorang anak kecil berusia 12
tahun, menentang Jalut. Inilah dia Daud melawan Jalut, David vs Goliath. Daud
melempar batu, mengenai lutut Jalut, Jalut terjatuh, Daud pun maju mengambil
pedang Jalut dan ditusukkan nya pedang itu ke tubuh Jalut. Jalut pun mati
seketika.....
Melihat
seorang anak kecil 12 tahun mampu mengalahkan pemimpin mereka yang paling
perkasa, tentera Jalut pun berfikir : “Kalau seorang anak kecil saja blh
mengalahkan pemimpin kita yang paling perkasa, lalu bagaimana dengan
abang-abang dan teman-temannya yang berbaris di belakang sana itu ? Mesti
habislah kita di bunuhnya..? Maka lari tunggang-langganglah tentera Jalut. Dan
Bani Israil menang tanpa berperang.....
Itulah
kisah Satrio Piningit dan Ratu Adil Bani Israel. Satrio Piningit yang bernama
Thalut ditunjukkan oleh Tuhan, membangunkan tapak jamaah, mendidik anggotanya,
Tuhan uji dia dengan berbagai kesusahan dan ujian sehingga hanya tinggallah
sedikit orang saja. Dengan sedikit orang ini, dengan keadaan yang akal sudah
mengatakan bahwa tidak mungkin yg sedikit ini menang melawan yang besar, Tuhan
tunjukkan bahwa kemenangan bukan karna jumlah, bukan karna bnyknya pemilih dan
pemilu, bukan karna kekuatan senjata, tetapi karna takwa kepada ALLAH. Taqwa
itulah yang menjadi sebab TUHAN menurunkan bantuan. “Wallahu Waliyul Muttaqin“.
Tuhan menjadi pembela bagi orang orang yang bertakwa.....
Diatas
tapak golongan yang sudah teruji inilah maka Tuhan turunkan Ratu Adil. Nabi
Daud adalah Raja yang Adil. Ratu Adil tidak akan muncul kalau Jamaah Satrio
Piningit nya belum wujud dan mencapai taraf taqwa.....
Pada
Ratu Adil, pada Nabi Daud inilah Tuhan beri kelebihan-kelebihan. Suaranya
begitu merdu sehingga gunung-gunung dan burung-burung bertasbih bersamanya. Dan
Tuhan lunakkan besi untuknya sehingga dgn tangannya dia bisa membuat baju besi
untuk melindungi diri dari serangan musuh. [..Saba..' : 10-11] Itulah mukjizat
yang Tuhan Anugrahkan untuk masa itu.....
Dan
InsyaALLAH , dlm waktu yg tidak terlalu lama, Tuhan akan turunkan seorang Ratu
Adil iaitu Imam Mahdi, seorang Wali ALLAH dengan karomah yang sesuai untuk
zaman ini.. Kebangkitan Islam Kedua????....
Ulama Tafsir
menceritakan kisah Thalut dan Jalut dalam surah Ali Imran. Bani Israel yang
sisesatkan oleh Allah kerana tidak mahu berjihad selama 40 tahun di padang
Sinai. Akhirnya mereka meminta nabi di kalangan mereka memohon kepada Allah
agar dilantik raja di kalangan mereka bagi memimpin jihad. Dengan kehendak
Allah, dipilih Thalut sebagai raja mereka.
Apabila Thalut dipilih sebagai raja, sebahagian besar bani Israel menolak dengan alas an Thalut tidak memiliki harta yang banyak. Mereka mahu raja dan pemimpin yang berharta. Namun Allah menegaskan bahawa Thalut layak kerana memiliki kekuatan dan ilmu. Asas raja atau pemimpin yang ingin mengetuai bangsanya berperang. Mereka masih tidak berpuas hati, meminta didatangkan bukti Thalut sebagai raja. Allah telah mengembalikan Tabut-peti yang dikatakan terdapat Taurat- sebagai bukti perlantikan tersebut.
Raja Thalut telah membawa tentera seramai 80,000 orang untuk berperang dengan Jalut. Perjalanan mereka yang jauh menyebabkan mereka keletihan dan dahaga. Akhirnya Allah menguji mereka dengan Sungai Jordan. Mereka telah dilarang dari meminumnya melainkan sedikit sekadar satu cedukan tangan. Namun kerana keletihan ramai yang melanggar perintah tersebut. Diriwayatkan hanya tinggal seramai 4000 sahaja yang Berjaya melepasi ujian tersebut. Mereka belum lagi berperang…. Hanya ujian sedikit di perjalanan….akhirnya sekitar 76000 orang tewas dalam perjalanan…
Apabila Thalut dipilih sebagai raja, sebahagian besar bani Israel menolak dengan alas an Thalut tidak memiliki harta yang banyak. Mereka mahu raja dan pemimpin yang berharta. Namun Allah menegaskan bahawa Thalut layak kerana memiliki kekuatan dan ilmu. Asas raja atau pemimpin yang ingin mengetuai bangsanya berperang. Mereka masih tidak berpuas hati, meminta didatangkan bukti Thalut sebagai raja. Allah telah mengembalikan Tabut-peti yang dikatakan terdapat Taurat- sebagai bukti perlantikan tersebut.
Raja Thalut telah membawa tentera seramai 80,000 orang untuk berperang dengan Jalut. Perjalanan mereka yang jauh menyebabkan mereka keletihan dan dahaga. Akhirnya Allah menguji mereka dengan Sungai Jordan. Mereka telah dilarang dari meminumnya melainkan sedikit sekadar satu cedukan tangan. Namun kerana keletihan ramai yang melanggar perintah tersebut. Diriwayatkan hanya tinggal seramai 4000 sahaja yang Berjaya melepasi ujian tersebut. Mereka belum lagi berperang…. Hanya ujian sedikit di perjalanan….akhirnya sekitar 76000 orang tewas dalam perjalanan…
KISAH LUQMAN AL-HAKIM DAN BAGHALNYA (KELDAI).
Alkisah dalam satu riwayat menceritakan
bagaimana pada suatu hari Luqman Hakim telah memasuki sebuah pasar dengan
menaiki seekor baghal, manakala anaknya pula mengikut dari belakang. Melihat
tingkah laku Luqman itu, sesetengah orang yang berdiri di pinggir jalan pun
berkata, 'Lihat orang tua itu yang tidak bertimbang rasa. Dia sedap-sedap duduk
menaiki baghalnya sedangkan anaknya pula dibiarkan berjalan kaki." Setelah
mendengarkan kata-kata yang kurang sedap dari orang ramai maka Luqman pun turun
dari baghalnya itu lalu diletakkan anaknya di atas baghal itu dan kembali
berjalan. Melihat yang demikian, maka sesetengah orang di pasar itu berkata
pula, "Sungguh biadap budak itu. Orang tuanya dibiarkan berjalan kaki
sedangkan anaknya sedap menaiki baghal itu." Sebaik sahaja mendengar
kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang baghal itu bersama-sama
dengan anaknya. Kemudian sesetengah orang ramai pula berkata lagi, "Lihat
dua orang itu menunggang seekor baghal, alangkah siksanya baghal itu membawa
beban yang berganda." Oleh kerana tidak suka mendengar percakapan orang,
maka Luqman dan anaknya turun dari baghal itu dan menyambungkan perjalanannya,
kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Ada baghal tetapi tuannya
berjalan kaki. Alangkah bodohnya!" Dalam perjalanan mereka kedua beranak
itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihati anaknya tentang sikap
manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas
seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia
mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T sahaja. Barang siapa
mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap
satu." Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai
anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir.
Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga
perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah
tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya),
dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka
merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."Dari Abu Ma'bad dari Ibnu
Abbas r.a. katanya : "Aku mengetahui selesainya solat Nabi s.a.w. itu
dengan mendengar dibunyikan takbir yakni takbir sebagai zikir sehabis
solat."-- (H.R. Bukhari)
Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan
pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an.. Kenapa tak raja, atau
para sahabat Baginda atau para pejuang Islam pada
zaman kemasyuran Islam dulu? tak lain dan tak bukan, kerana
kepintaran, kecerdikan, jati dirinya yg mengangkat darjat beliau semulia
nabi..hidupnya penuh hikmah..Kata-katanya yg tersurat yg mempunyai maksud
yg tersirat yg sgt berguna kepada semua umat manusia di muka bumi
ini..insyaAllah..sama2 lah kita amik iktibar drpd kisah ini..
KISAH
NABI SALLEH
Nabi
Salleh a.s sedar akan tentangan akan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya
berupa mukjizat itu, adalah bertujuan untuk menghilangkan pengaruhnya dan
mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama pengikutnya. Bila ia
gagal memenuhi tuntutan tersebut, Nabi Salleh membalas tentangan mereka dengan
menuntut janji dari mereka, bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka
minta, bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan
mengikut Nabi Salleh dan beriman kepadanya.
Sesuai
dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud, berdoalah Nabi Salleh
a.s memohon kepada Allah agar memberikan suatu mukjizat kebenaran risalahnya
dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih degil itu.
Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina,
dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah
bukit yang mereka tunjuk.
Maka
sejurus kemudian, dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta,
terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu keluar dari perutnya seekor unta
betina. Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu
karang. ” Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkan giliran
untuk mendapatkan air minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah
bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini.
“
Syahdan,
maka berkeliaranlah sang unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya
tanpa mendapat gangguan. Dan disaat giliran minumnya tiba, pergilah unta itu ke
sebuah perigi dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi
Salleh a.s datang minum, tiada seekor binatang lain menghampirinya, hal mana
menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang-binatang itu yang
makin hari merasa bahwa adanya unta Nabi Salleh di tengah-tengah mereka itu
merupakan gangguan. Laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan
berhasilnya Nabi Salleh a.s mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut, gagallah
pemuka kaum Tsamud dalam usahanya menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan
pengaruh Nabi Salleh, bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para
pengikutnya dan menghilangkan keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh
mereka pemilik-pemilik ternak yang merasa jengkel dan tidak senang dengan
adanya unta Nabi Salleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka
serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
”
Barangsiapa segan mengikuti jejak sunnahku, maka tiadalah ia termasuk dalam
golonganku. ” Hadith Riwayat Muslim .
Tiada ulasan:
Catat Ulasan