Sabtu, 9 Februari 2013

KISAH JALUT DAN THALUT



Yang terhormat pengasuh, mohon penjelasannya tentang tokoh Thalut (berdasarkan riwayat nabi Daud AS) saya mau memberi nama anak(yang akan lahir sebentar lagi) sesuai tokoh tersebut apakah baik menurut islam ? Assalamu' alaikum wr wb... Yang terhormat pengasuh, mohon penjelasannya tentang tokoh Thalut (berdasarkan riwayat nabi Daud AS) saya mau memberi nama anak(yang akan lahir sebentar lagi) sesuai tokoh tersebut apakah baik menurut islam ? Terimakasih atas penjelasannya. Wassalamu' alaikum wr wb Helmi [Jawab] Assalamu' alaikum wr wb... Langsung saja, Thalut adalah nama dari raja Bani Israel pada era nabi Daud. Beliau menjadi raja ketika Nabi Daud as menjadi komandan perang. Cerita singkatnya sebagai berikut : Ketika Bani Israil terombang-ambing oleh kekosongan pemimpin pasca Nabi Musa as, beberapa orang di antara mereka berkata kepada pemimpin agama mereka --yang termasuk nabi, tetapi bukan rasul-- agar mengangkat seorang raja/pemimpin. Mereka berkata, "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (dibawah pimpinannya) di jalan Allah".Lalu, nabi itu menjawab "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Maksudnya, sudah kebiasaan Bangsa Israel ketika diperintahkan berperang tetapi mereka tidak berani, namun ketika tidak ada pemimpin mereka meminta untuk berperang. Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Mereka meyakinkan bahwa mereka mau berperang, karena mereka telah diusir dan anak-anak mereka ditawan. Namun, tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka, dan tidak mau. Nabi mereka tadi berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut [peti tempat menyimpan Taurat yang membawa ketenangan bagi mereka] kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. Mereka pun akhirnya menerima Thalut sbg raja. Maka tatkala Thalut berangkat membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali meneguk secakup tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." (Jalut adalah musuh) Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." Tatkala Jalut dan tentaranya telah berhadapan dg mereka (Thalut), merekapun (Thalut dan tentaranya) berdo'a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah [yang dimaksud ialah kenabian dan Kitab Zabur] (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. Demikian kisah Thalut dan Daud, seperti dalam al-Qur'an, surat al-Baqarah ayat 246 - 251. Bagus sekali jika anda menamakan putra anda dengan nama Thalut, karena Thalut adalah raja Bani Israel yang dipilih oleh Allah swt. Demikian, semoga membantu. Wassalam, M. Luthfi Thomafi

          Pengajaran:
  • Mengasaskan segala amalan di atas keikhlasan dan ketaqwaan yang tinggi sebagai tapak yang kukuh mempertahankan Istiqamah dalam perjuangan.
  • Sentiasa berusaha untuk meningkat iman dengan mencari wasilah-wasilah yang menuju kepadanya.
  • Berwaspada dengan lubang masuk syaitan ke dalam diri manusia seperti harta, nafsu, malas, ego serta sukakan kemasyhuran dan penonjolan.
  • Berdisiplin, bersungguh-sungguh, serius dan bersikap positif dalam melaksanakan tugasan.
  • Niat mencari ganjaran dan keredhaan dari Allah sentiasa hadir dalam setiap langkah perjuangan.
  • Memperbayakkan doa dan munajat sebagai lambang pergantungan yang tinggi kepada kuasa Allah swt.
  • Mengambil kisah al quran sebagai penghibur dan pemangkin semangat juang.
JALUT DAN THALUT
Dlm kisah zaman dulu, sering terjadi suatu kaum yg tertimpa masalah besar. Pada akhirnya masalah tersebut hanya dapat diselesaikan di bawah seorang pimpinan yang bertaraf Nabi, Rasul atau pemimpin yg ditunjuk oleh Nabi atau Rasul. Nabi atau Rasul jelas ditunjuk oleh wahyu melalui malaikat Jibril, sedangkan jika pemimpin tersebut ditunjuk oleh Nabi/Rasul, pada hakekatnya Nabi/Rasul tersebut mendapat wahyu dari Allah untuk menunjuk pemimpin tersebut.....
Dari fakta sejarah tersebut nampak bahwa pemimpin kebenaran ditetapkan oleh wahyu dari Allah, bukan hasil pemilihan rakyatnya. Malah yang lebih sering terjadi adalah kebanyakan rakyat tidak memilih pemimpin tersebut, rakyat malah lebih cenderung menolak pemimpin tersebut.....
Kisah Nabi Samuel menunjuk pemimpin......
Sebagai rujukan, ada sebuah sebuah kisah dalam Al Quran yg menceritakan tentang hal ini. Diceritakan dalam Al Baqarah 246 : “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, iaitu ketika mereka berkata kepada Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang dibawah pimpinannya di jalan ALLAH”. Nabi mereka (Nabi Samuel) menjawab, “mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab : “Mengapa kami tidak mahu berperang padahal kami sesungguhnya telah diusir dari kampung halaman kami dan anak anak kami”. Maka Tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja diantara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang orang yang zalim“.....
Ayat ini menceritakan keadaan Bani Israil setelah zaman Nabi Musa, ketika mereka dijajah oleh sebuah bangsa yang sangat perkasa, yg dipimpin oleh seorang raja yg sangat perkasa & berbadan tinggi besar, yg bernama Jalut (Goliath). Bani Israil tidak berdaya melawan bangsa tersebut, mereka terusir dari tanah mereka, dan mereka pun akhirnya mendatangi Nabi mereka, iaitu Nabi Samuel, untuk berdoa kepada Tuhan agar diturunkan seorang pemimpin, (Satrio Piningit versi Bani Israel). Ini adalah karakteristik umum manusia, mereka baru ingat kepada Tuhan ketika keadaan mereka sudah sangat terdesak. Inilah juga sebab mengapa istilah Satrio Piningit selalu popular ketika suatu bangsa dlm keadaan kesulitan luar biasa.....
Walhasil, Nabi Samuel pun berdoa kepada Tuhan. Doa ini dikabulkan, dan Tuhan wahyukan bahwa pemimpin itu, Satrio Piningit itu, adalah Thalut, Seorang lelaki sederhana dari desa, berbadan kekar dan tegap, yang berkerja sebagai petani. Pendeknya, dia adalah orang biasa.....
Thalut ditolak para pemuka....
Kemudian apa yang ditakutkan Nabi Samuel di ayat diatas menjadi kenyataan. Pemuka-pemuka bani Israil menolaknya. Mereka berkata “mana mungkin seorang petani biasa menjadi pemimpin bagi kami yg bangsawan & berpendidikan tinggi dan genius ini“. Thalut ditolak karna dia dianggap orang biasa. Padahal Tuhan sudah menunjuknya.....
Thalut tetap berjuang....
Walaupun golongan atas menolak kedatangan Thalut, masih bnyk juga golongan bawahan yang menaruh harapan padanya. Pada mulanya, pengikut Thalut, (sang Satrio Piningit) ini ada 80,000 orang. Tetapi Tuhan tidak membiarkan Jamaah orang pilihannya tanpa ujian. Sedikit demi sedikit pengikut Jamaah Thalut ditapis, di saring, di uji dengan berbagai ujian. Salah satu ujian yang terkenal adalah ketika mereka hendak berjalan menuju ..medan.. peperangan, melewati ....padang.... pasir, sampailah mereka di sebuah sungai. Thalut berkata, “hendaklah kamu tidak minum dari sungai itu kecuali seteguk saja“. Tetapi banyak anggota jamaah Satrio Piningit ini yang melanggarnya, mereka bahkan mandi-manda di sana, bahkan ada yang merencanakan untuk tinggal dan berkebun di sana, instead of ikut dengan Thalut dan berperang. “Sudahlah, kita tinggal saja di sini. Di sini nikmat, kita bisa bercocok tanam, sedangkan kalau kita ikut Thalut, belum tentu kita menang melawan Goliath yang raksasa itu”. Maka tertapislah Anggota Jamaah ini tinggal 313 orang saja. Persis seperti jumlah tentera Badar.....
Thalut dan jemaahnya di ....medan.... perang....
Sampailah mereka ke ....medan.... perang. & di medan perang itu, 313 tentera Tuhan yang berbaris dibelakang pemimpin yang ditunjukNYA, harus berhadapan dengan 200,000 (ya.. dua ratus ribu) tentera pimpinan Goliath.....
Manusia normal pasti sudah lari ketakutan pada saat itu. Karna mereka adalah orang yang sudah teruji, mereka tidak lari, hanya takut saja. Dan ditengah ketakutan mereka itulah, mereka merintih kepada TUHAN, pergantungan mereka kepada TUHAN luar biasa, karna takde sesuatupun selain TUHAN yang bisa menolong pada saat-saat seperti ini. Dan Tuhan menunaikan janjinya dalam Al Maidah 55 – 56: “Sesungguhnya pemimpin kamu itu ALLAH dan RASUL, dan ORANG ORANG MUKMIN yang mendirikan sembahyang dan yang membayar zakat. Mereka itu patuh dan rukuk. Barangsiapa menjadikan ALLAH sebagai pemimpinnya, Rasul sebagai pemimpinnya, dan Orang Mukmin sebagai pemimpinnya, itulah dia PARTAI ALLAH. Sesungguhnya PARTAI ALLAH itu pasti mendapat kemenangan.“....
Daud mengalahkan Jalut (Goliath)....
Pada saat itu Goliath berdiri di depan tenteranya, serta menantang-nantang, siapa diantara tentera Thalut yang berani menentangnya duel satu lawan satu. Sombong dan angkuhnya dia. Maka diatas Tapak Jamaah yang sudah dibangun oleh Satrio Piningit ini, Tuhan turunkan RATU ADIL. Muncullah seorang anak kecil berusia 12 tahun, menentang Jalut. Inilah dia Daud melawan Jalut, David vs Goliath. Daud melempar batu, mengenai lutut Jalut, Jalut terjatuh, Daud pun maju mengambil pedang Jalut dan ditusukkan nya pedang itu ke tubuh Jalut. Jalut pun mati seketika.....
Melihat seorang anak kecil 12 tahun mampu mengalahkan pemimpin mereka yang paling perkasa, tentera Jalut pun berfikir : “Kalau seorang anak kecil saja blh mengalahkan pemimpin kita yang paling perkasa, lalu bagaimana dengan abang-abang dan teman-temannya yang berbaris di belakang sana itu ? Mesti habislah kita di bunuhnya..? Maka lari tunggang-langganglah tentera Jalut. Dan Bani Israil menang tanpa berperang.....
Itulah kisah Satrio Piningit dan Ratu Adil Bani Israel. Satrio Piningit yang bernama Thalut ditunjukkan oleh Tuhan, membangunkan tapak jamaah, mendidik anggotanya, Tuhan uji dia dengan berbagai kesusahan dan ujian sehingga hanya tinggallah sedikit orang saja. Dengan sedikit orang ini, dengan keadaan yang akal sudah mengatakan bahwa tidak mungkin yg sedikit ini menang melawan yang besar, Tuhan tunjukkan bahwa kemenangan bukan karna jumlah, bukan karna bnyknya pemilih dan pemilu, bukan karna kekuatan senjata, tetapi karna takwa kepada ALLAH. Taqwa itulah yang menjadi sebab TUHAN menurunkan bantuan. “Wallahu Waliyul Muttaqin“. Tuhan menjadi pembela bagi orang orang yang bertakwa.....
Diatas tapak golongan yang sudah teruji inilah maka Tuhan turunkan Ratu Adil. Nabi Daud adalah Raja yang Adil. Ratu Adil tidak akan muncul kalau Jamaah Satrio Piningit nya belum wujud dan mencapai taraf taqwa.....
Pada Ratu Adil, pada Nabi Daud inilah Tuhan beri kelebihan-kelebihan. Suaranya begitu merdu sehingga gunung-gunung dan burung-burung bertasbih bersamanya. Dan Tuhan lunakkan besi untuknya sehingga dgn tangannya dia bisa membuat baju besi untuk melindungi diri dari serangan musuh. [..Saba..' : 10-11] Itulah mukjizat yang Tuhan Anugrahkan untuk masa itu.....
Dan InsyaALLAH , dlm waktu yg tidak terlalu lama, Tuhan akan turunkan seorang Ratu Adil iaitu Imam Mahdi, seorang Wali ALLAH dengan karomah yang sesuai untuk zaman ini.. Kebangkitan Islam Kedua????....

Ulama Tafsir menceritakan kisah Thalut dan Jalut dalam surah Ali Imran. Bani Israel yang sisesatkan oleh Allah kerana tidak mahu berjihad selama 40 tahun di padang Sinai. Akhirnya mereka meminta nabi di kalangan mereka memohon kepada Allah agar dilantik raja di kalangan mereka bagi memimpin jihad. Dengan kehendak Allah, dipilih Thalut sebagai raja mereka.

Apabila Thalut dipilih sebagai raja, sebahagian besar bani Israel menolak dengan alas an Thalut tidak memiliki harta yang banyak. Mereka mahu raja dan pemimpin yang berharta. Namun Allah menegaskan bahawa Thalut layak kerana memiliki kekuatan dan ilmu. Asas raja atau pemimpin yang ingin mengetuai bangsanya berperang. Mereka masih tidak berpuas hati, meminta didatangkan bukti Thalut sebagai raja. Allah telah mengembalikan Tabut-peti yang dikatakan terdapat Taurat- sebagai bukti perlantikan tersebut.

Raja Thalut telah membawa tentera seramai 80,000 orang untuk berperang dengan Jalut. Perjalanan mereka yang jauh menyebabkan mereka keletihan dan dahaga. Akhirnya Allah menguji mereka dengan Sungai Jordan. Mereka telah dilarang dari meminumnya melainkan sedikit sekadar satu cedukan tangan. Namun kerana keletihan ramai yang melanggar perintah tersebut. Diriwayatkan hanya tinggal seramai 4000 sahaja yang Berjaya melepasi ujian tersebut. Mereka belum lagi berperang…. Hanya ujian sedikit di perjalanan….akhirnya sekitar 76000 orang tewas dalam perjalanan…

KISAH LUQMAN AL-HAKIM DAN BAGHALNYA (KELDAI).

 

Alkisah dalam satu riwayat menceritakan bagaimana pada suatu hari Luqman Hakim telah memasuki sebuah pasar dengan menaiki seekor baghal, manakala anaknya pula mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, sesetengah orang yang berdiri di pinggir jalan pun berkata, 'Lihat orang tua itu yang tidak bertimbang rasa. Dia sedap-sedap duduk menaiki baghalnya sedangkan anaknya pula dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan kata-kata yang kurang sedap dari orang ramai maka Luqman pun turun dari baghalnya itu lalu diletakkan anaknya di atas baghal itu dan kembali berjalan. Melihat yang demikian, maka sesetengah orang di pasar itu berkata pula, "Sungguh biadap budak itu. Orang tuanya dibiarkan berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki baghal itu." Sebaik sahaja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang baghal itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian sesetengah orang ramai pula berkata lagi, "Lihat dua orang itu menunggang seekor baghal, alangkah siksanya baghal itu membawa beban yang berganda." Oleh kerana tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari baghal itu dan menyambungkan perjalanannya, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Ada baghal tetapi tuannya berjalan kaki. Alangkah bodohnya!" Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihati anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T sahaja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu." Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."Dari Abu Ma'bad dari Ibnu Abbas r.a. katanya : "Aku mengetahui selesainya solat Nabi s.a.w. itu dengan mendengar dibunyikan takbir yakni takbir sebagai zikir sehabis solat."-- (H.R. Bukhari)

Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an.. Kenapa tak raja, atau para sahabat Baginda atau para pejuang Islam pada zaman  kemasyuran Islam dulu? tak lain dan tak bukan, kerana kepintaran, kecerdikan, jati dirinya yg mengangkat darjat beliau semulia nabi..hidupnya penuh hikmah..Kata-katanya yg tersurat yg mempunyai maksud yg tersirat yg sgt berguna kepada semua umat manusia di muka bumi ini..insyaAllah..sama2 lah kita amik iktibar drpd kisah ini..

                                      KISAH NABI SALLEH

Nabi Salleh a.s sedar akan tentangan akan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu, adalah bertujuan untuk menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama pengikutnya. Bila ia gagal memenuhi tuntutan tersebut, Nabi Salleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dari mereka, bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta, bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikut Nabi Salleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud, berdoalah Nabi Salleh a.s memohon kepada Allah agar memberikan suatu mukjizat kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih degil itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina, dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian, dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta, terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu keluar dari perutnya seekor unta betina. Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu karang. ” Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkan giliran untuk mendapatkan air minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini. “
Syahdan, maka berkeliaranlah sang unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan disaat giliran minumnya tiba, pergilah unta itu ke sebuah perigi dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Salleh a.s datang minum, tiada seekor binatang lain menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang-binatang itu yang makin hari merasa bahwa adanya unta Nabi Salleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan. Laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Salleh a.s mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut, gagallah pemuka kaum Tsamud dalam usahanya menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Salleh, bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternak yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Salleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
” Barangsiapa segan mengikuti jejak sunnahku, maka tiadalah ia termasuk dalam golonganku. ” Hadith Riwayat Muslim .

Tiada ulasan:

Catat Ulasan